Kamis, 20 Mei 2010

SURVAI OSEANOGRAFI

Terdiri :
1. Pengamatan Pasang-surut
adalah mengukur fluktuasi pasang-surut pada jangka waktu antara pasang purnama (spring tide) dan pasang mati(neaptide)
2. Lingkup Pekerjaan
. Pengukuran dialakukan selama 15 hari dengan pembacaan setiap 1 jam
. Selama pelaksanaan survai bathimetri, pmbacaan pasang-surut dilakukan setiap 30 menit (sebagai koreksi angka kedalaman)
3. Peralatan
. Automatic water level recorder
atau
. Palm pasang-surut (terbuat dari papan diberi garis dengan interval 1 cm)
. Water-pass (leveling equipment)
4. Pengukuran Arus
. Maksud
- Mengukur kecepatan dan arah arus pada periode antara spring tide dan neap tide
. Lingkup Pekerjaan
- Pengukuran dengan menjangkarkan kapal pada posisi tertentu
Pengukuran dilakukan selama 25 jam waktu spring tide dan neap tide
- Pengukuran dilakukan pada kedalaman 0,2 : 0,4 dan 0,6 darikedalaman perairan
- Hail Pengukuran arah dan kecepatan arus
. Peralatan
- Current meter
- Kapal Survai
5. Penyelidikan Tanah
. Maksud
Untuk memperoleh karakteristik tanah yang terdiri dari:
- Parameter tanh yang terkait dengan settlement, tahanan gaya lateral, stabilitas lereng, drainase dan pemadatan.
. Lingkup Pekerjaan
Pemboran dilakukan sampai kedalaman 30 m dibawah dasar laut atau mencapai nilai N-SPT=60
- SPT Testing
- Disturbed sampling
- Undisturbed samping
. Sondir dilakukan s/d. tahaan conus 250 kg/cm2 atau s/d. kedalaman 30 mdi bawah dasar laut.
. Pengujian Laboratorium
- Index/physical properties
- Engineering/mechanical properties
. Peralatan
. Mesi Bor, Alat Testing SPT, Undisturbed sampler, Tabung Sampler
. Dutch Cone Penetrometre( Alat Sondir)
. Laboratorium Mekanika Tanah
6. Pengukuran Angin
. Maksud
- Pengamatan angin dilakukan ddengan Automatic Wind recorder dan data yang diperoleh harus diolah secara teratur dan dikompilasi secara statistik. Alat catat angin harus dipasang permanen di dekat kantor Syahbandar. Arah dan kecepatan angin selama 5 bulan sejak mulainya proyek dan data angin 5 tahun sebelumnya harus dikumpulkan.
. Peralatan
- Alat ukur harus berupa jenis self-recording, dan sensor alat dipasang 10 m di atas permukaaan tanah.
- Automatic wind recorder;
- 2 battery;
- dll.

SURVAI BATHIMETRI



. MAKSUD
- Membuat Peta Bathimetri dengan skala 1:1.000
* Interval Kontur 1,00 m;
* Situasi dasar laut (identifikasi objek yang berpotensi mengganggu navigasi: perairan dangkal, jalur pipa, kapal tenggelam, dsb.
. LINGKUP PEKERJAAN
- Membuat jalur surai dengan jarak sesamanya 25 m
- Posisi Kapal survai dipandu oleh GPS yang dipaang pada kapal
- Kecepatan kapal survai harus +/- 7 km/jam,fixing dilakukan setiap 30 detik
- Data kedalaman yang diperoleh echosounder akan dicatat pada kertas echogram, disesuaikan dengan pencatatan pasang-surut
- BM pekerjaan survai topografi akan digunakan sebagai titik referensi

JASA KONSULTAN UNTUK DESAIN TEKNIK DETIL & PENGAWASAN PEMBANGUNAN PADA PELABUHAN PERIKANAN BELAWAN DN SOBOLGA

Lingkup Layanan Konsultan
. Tahap 1 :
- Penyiapan Desain Teknik Detil
. Tahap 2 :
- Pemberian Bantuan Teknik Kepada Panitia Lelang Pada Proses Pelelangan Pekerjaan Konstruksi
. Tahap 3 :
- Layanan Pengawasan Pembangunan

Maksud Jasa Konsultan
. Melaksanakan desain pendahulan, desain teknik detail,penyiapan dokumen lelang, bantuan proses lelang, dan pengawasan pekerjaan pembangunan.
. Mengawasi dan memantau kegiatan-kegiatan pembangunan di lapangan untuk menjamin pembangunan fasilitas-fasilitas pelabuhan dilaksanakan tepat waktu dan sesuai dengan standar mutu yang disetujui dan sasaran volume (yaitu spefifikasi yang disetujui) seperti dinyatakna dalam rencan a proyek.
. Untuk menjamin transparansi dan kesesuaian dengan prosedur dan petunjuk dalam pemberian kontrak pembangunan, layanan desain dan pengawasan, untuk mengelola anggaran proyek dalam biaya yang ditetapkan.

MAKSUD DAN JASA KONSULTAN
. Untuk memberikan dukungan teknik kepada Manajemen Proyek Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam perencanaan, pelelangan, dan pengelolaan pembangunan mengikuti prosedur dan arahan pengadaan IDB dan peraturan perundangan Republik Indonesia. Pengelolaan kegiatan pekerjaan sipil terkait dengan kegiatan yang ada merupakan bagian dari tugas konsultan DEDSC dal dukungan teknik perecanaan dan pengelolaan pembangunan.
. Untuk menjami bahwa proyek diselesaikan tepat waktu dalam jangka waktu yang ditentukan oleh bantuan pembiayaan IDB.

SURVAI TOPOGRAFI

1. Maksud
- Menyipkan peta topografi skala 1:1.000
* Inernal kontur 0,50 m;
* Detil situasi lapangan (tata guna tanah, onjek alami dan buatan)
2. Lingkup Kerja
* Pengukuran titik-titik kontrol horizontal (polygon)
* Pengukuran titik-titik kontrol vertikal (leveling)
* Detil objek dengan cara Tachimetry
* Pemasangan 2 patok benchmarks (BM) sebagai titik referensi
3. Peralatan
* Total Station
* Water-pass (leveling equipmeny)
* DGPS

STUDI REFORMASI KELEMBAGAAN SISTEM TANGKAHAN

LATAR BELAKANG
1. Persiapan Pengembangan Pelabuhan Belawan dan Sibolga
2. Keberadaan dan Peran "Tangkahan"
3. Tangkahan
adalah Perusahaan Perikanan Lokal yang Memiliki dan Mengoprasikan Dermaga, Penanganan, dan Unit Pengolahan.
4. Pertanyaan Kunci
" Bagaimanakah Mekanisme Kelembagaan yang akan Mendorong Pemanfaatan yang Memadai dari Pengembangan Fasilitas Pelabuhan, Mengingat Keberadaa dan Peran Tangkahan?

TUJUAN
1. Menganalisis Peran Tangkahan terhadap Sektor Ekonomi Perikanan Lokal
2. Memberikan Saran Tentang Bagaimana Sistem Tangkahan Dapat Diintegrasikan dalam Manajemen Pelabuhan Perikanan dan Pemanfaatan Fasilitas Pelabuhan Belawan dan Sibolga di Masa Mendatang

LINGKUP PEKERJAAN
1. Menganalisa Alur Perdagangan Peikanan Domestik dan International di Daerah dan Peran Tangkahan.
2. Analisis Rantai Pemasaran.
3. Analisis Mikro Ekonomi dari Margin yang Didapat Melalui Rantai Pemasaran Tangkahan.
4. Identifikasi dan Analisa Kemungkinan Keberadaan Distorsi terhadap Rantai Pemasaran.
5. Analisis Peran Kelembagaan Tangkahan.
6. Merekomendasikan Mekanisme Kelembagaab yang Tepat antara Pihak Pelabuhan dan Tangkahn
7. Mempersiapkan Strategi Integrasi Kelembagaan Tangkahan sebagaia Stakeholder dalam Manajemen Pelabuhan.
8. Mengadakan 2 kali Workshop di Masing-masing Lokasi.

KELUARAN
1. Peran Tangkahan terhadap Sektor Ekonomi Perikanan Lokal
2. Rekomendasi untuk Reformasi Kelembagaan yang Sesuai
3. Strategi Pengintegrasian Kelembagaan Tangkahan.

Senin, 10 Mei 2010

TANGKAHAN

The Tangkahan are therefore "classic" middlemen and many fishermen are financially tied to them trough the provision of credit and production inputs (boat, geras, fuel, ice, etc.), particulary during the off- peak fishh season.
Tangkahan is generic term that refers to "lokal privat vidheries enterpraises" wich own their-landing siites / quays,handlling and processing units, its unique.
They own and operats many vessels themselves.
In Belawan 90% of the larger fishing vessels (above 10 GT) ARE AWNED BY THE 25
Tangkahan;
In Sibolga,each of the 47 Tangkahan own two vessels, equivalent to approximantely 25%
of the larger vessels above 10 GT.
In theory there appears to be a large incentive for private vessel owners to switch their operations away from (and trading their catches trough) the Tangkahan.
If the state owned port facilities provided are sufficient and the Tangkahan (in the case of Sibolga specifially) can be presuaded to move their operations.
However in it is not clear if the important role of the Tangkahan will be diminished solely through investmennt in improved infrastructure.
There many also be case to answeer that the Tangkahan curently operate as an in-fficient cartel in the trade and price-fixing of fish sales.

The e objective of Tngkahan Study:
- To analyse the role of Tangkahan in the local fisheries sector economy.
- To advice how they can integrated into the future management of resources and use of the ports facilities of Belawan dan Sibolga.
C. SUPPORTING FACILITIES
NO FUNCTION FASILITIES VOLUME
1. Guess House 150 M2
2. SBB Radio 1 Unit
3. Staff House 390 M2
No B.Function cilities Volume
1. Administration Office 440 M2
2. Auction Hall 864M2
3. Electrity 83 KVA
4. Equipment Storage 200M2
5. Fisherment Meeting Hall 150M2
6. Fuel Supplay Building 150 M2
7. Fuel Thank 50M2
8. Ice Factory 120 Ton/Day
9. Navigation Sign 3 Units
10. Net Storage 540 M2
11. Parking Area 4.500M2
12. Trays Storage 200M2
13. Utility Building 200 M2
14. Water Tank 150M2
15. Tower 1 Unit


B. FUNCTION FACILITIES

Minggu, 09 Mei 2010

NO A. MAIN FACILITAS VOLUME
1. Port Area 13,9 Ha
2. Port Pond 1 Ha
3. Rier -1 1.370 M2
4. Rivetment/Turap 382 M
5. Complax Road 21.461 m2
6. Concentrate sheet File 700 m2
7. Drainage 5.500 m
8. Moorning Pontoon 180 m2
9. Rubber Fender 25 unit
10. Water Dept -3 mLWS

Kamis, 06 Mei 2010

SIBOLGA NATIONAL FISHING PORTS

Sibolga National Fishing Ports is located at sarudik village 5 km's from Sibolga town, Norh Sumatra.
SNFPP is an "B" PORT (or PPN) located within Indian Ocean fisheriees management regiaonal (WPP-09.

he port area is 12.3 Ha and is surounded on one side (toward Sibolga town) by illegal housing,snd village setlements snd and the on the other side (toward The Ocean) by Tangkahan estalisment.

The distance from Medan around 350 km, 8-10 hours by car, and pass a way to the mountain area.

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA
(SNFP)

Industry area (land) = 120.300 m2
Utilizeed area (land) = 73.000 m2
Reamining area 47.300 = 47.300 m2

DETAIL PROJECT :B1-JETTY (2)

The unloading Jetty : 10 * 200 meters, and
Loanding Jetty : 10 * 100 meters,
Constructed by concrete deck on piles.

The Jetties are equopped with fenders,
mooring hooks, trolley way shelter, electrical service box and lighting
B2-Wharf extention
The Unloading Jetty: 10 x 200 meters, and
Loading Jetty : 10 x 100 meters,
constructed by concrete deck on piles.

The Jetties are equipped with fenders,
mooring hooks, trolley way shelter,
electrical service box and lighting.

B2-Wharf extension
In order to provide additional space, the existing wharf will be extend over a length of 110* 6 meters.

B3 - Revetment :
The light of he revetment will be 160 meters.
The location around port area and illegal haousing within Sibolga Fishing Port.

B4-Retaining wall
Total leght of retaining wall will be 160 meters,
to prevent sediment ttransport into the basin.
Beside that reason, also provides additional berthing for small fishing vessels, and equipped with hooks.

B5-Earth works
i - Land reclamation
An estimeted volume of 100,000 cu,m in the industrial zone, within the port area.
it will be constructed by specific soil and campacted material approprote, finished level +1.2 meteres above LWS.

ii - Dredging
Dredging area covered main jety, and total volume arround 90.000 cu.m
The design dept -4.0 mLWS, to accomodate the draft of veddels up to 300GT.

B6 - Roads and Drainage networks
i - Roads network
Total leght of the roads constraction will be 920 meter, width of the roads will be 15 meters and roads payed should be 8 meters, within the port area.

ii - Drainage network
The drainage will be 2, 100 meters, installed and renivated or reahbilitated the exiting drainage, throughout the port area.

- Waste-water treatment plant (WWTP) & Incinerator, and the capacity of WWTP estimated for 600 cu.am per day, using biological teatment. The electrical incinerator's capacity should be 6-8 tons per day.

- Light house; the light house will be install at the top end of the retaining wall.

- Auction hall & Fish market.
The total building of both activities, will be 400 sq.m.
Rehabilitated auction hall required and new fish market should be built.
- Coast guard post (2),the guard post should be 6.0 sq.m each, for security issues, custracted of reinforced concrete and brick walls.
- 2 units of power supply building, and equipped by 2 electrical generator sets (2x125 KVA).
One supplying an emergency electrical power for street and site lighting, and industrial activities, and one as a back-up.
Fence and Street Lighting.
- Fence and Street lighting.
Anew fencing around the port area will be installed for total lenght of 760 meters,and a new street lighing system should be install.



REVETMENT

Rabu, 05 Mei 2010

BELAWAN FISHING PORT

BOFP is located on the east coast of North Sumatera BOFP is an “A” port (or PPS) located on the Deli River Estuary, and occupies a low lying, partially drained swamp area of 54, 9 Ha. The area, closed to container port, housing, a public harbor and industrial development area to the west and inland.
The geographical location is:
03⁰ 46’11,28’’N – 98 ⁰ 42’13,60’E
03⁰ 46’22,50’’N – 98 ⁰ 41’59,35’W

Belawan Oceanic Fishery Port
Industri area (land) = 326.000 m²
Utilized area (land) = 226.767 m²
Remaining area = 60.133 m²
Belawan Oceanic Fishing Port is also one of the biggest fishing ports in Indonesia.
It is located in North Sumatera by Malacca Strait, with an area more than 34 Ha and is completed with facilities:

Main facilities
Port pond : 34,28 Ha
Pier-1 : 1,228 m²
Revertment / turap : 265 meter
Jetty : 1,008 m²
Complex road : 26,236 m²
Reclamation : 20,000 m²
Reclamation : 20,000 m²
Water depth : -2,50 mLWS
Water depth : -2,50 mLWS
Functional facilities
Administration office : 200 m²
Auction Hall : 800 m²
Fisherman meeting hall: 150 m²
Cold storage : 7 unit
Ice factory : 4 unit, 1.000 ton/day
Fuel installation : 1 unit
IPAL : 1 unit
Electricity : 1,110 kva

Condition of the port :
Currently the harbor user face considerable problem of landing facilities and poor berthing and inappropriate infrastructure support

Detail Project :
A1 Revetment
The construction of revetment will be formed by concrete sheet piles and concrete piles for stiffening.
The length of the revetment a long the shore is 1,350 meters, and will be equipped with fenders and mooring points.

A2 - Earth works
i - Land reclamation
An estimated volume of 278,400 cu,m of backfill behind the revetment, using a specific soil and compacted material appropriate to the existing soil characteristic, and finished level +3 meters LWS.
Land reclamataion will also take place within seversl ares of the port, there are 6 sites (spots)within the swamp-land area on the port. The total area is equivalent to about 37,300 cu.m.

ii - Dredging
Dredging is required for maneuver the vessels, and river bed is various between -1,00 mLWS and -3.00 mLWS. The estimated dredging volume along the shore line and southern and of the port around 184,000 cu.m.

iii - Rip-rap dressing
The riprap dressing to protect the foreshore around the port, estimated volume is 8,100 cu.m.
iii - Rip-rap dressing
The riprap dressing to protect the foreshore around the port, estimated volume is 8,100 cu.m.

A3 - Jetties
i - Main Jetty
The main construction 10 x 154 meters of the jetty is to raise the level of the fish dock above flood levels, and to establish more quay space for vessels berthing.
ii - Finger jetty
The 17 finger jetties 6 x 50 meters, will be constructed in order to replace from Tangkahan, and will operated by UPT BOFP Management. The jetty level +3.20 mLWS, and the distance of each jetties are 50 meters.

B6 - Roads and Drainage networks
i - Roads network
For the operational efficiency of the port, a new road and upgrading of some the existing roads is required.
The proposed circulation plan, divides the roads into three classes, main access roads (12m), distribution road (10m) and local road (8 m). Each roads, should have for pedestrian, green belt and good drainage and the level of the roads, similar to level of the jetties.
The level of the roads, similar to level of the jetties, and the length of the roads are: access road (224 m for upgraded and 200 m for new road), distribution road (1,085 m for upgraded and 1,342 m for new road), local road (1,132 m for upgraded and 769 m for new road),

ii - Drainage network
The total volume is 9,400 meters, the material is stone and reinforced concrete for junction boxes fitted with sand traps. For underneath roads, the drainage should be coffered by concrete.
A5 - Wastewater treatment & Power Supply
- The wastewater treatment plant, should be install to the port area, by 200 sq.m. A pipe line and inlet plugs for hook-up to accommodate future flow from enterprise within in the industrial complex in port area, should be installed a long the road.
- The power supply as sub-component, is a back-up generator set supplying an emergency electrical power for street and site lighting. If there are already install a gen-set and power house (the old one), The new unit should be constructed in the next door and should be fitted with fuel tank, noise dampening panelling, cabling etc. The total area is 220 sq.m, and should be constructed of reinforced concrete, brick wall, concrete flooring and reinforce concrete for the machinery foundation.


Visi atau harapan yang ingin dicapai kedepan yakni sebagai "PUSAT PERTUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN DAN KELAUTAN SECARA TERPADU".

Untuk mewukudkan visi tersebut PPS Belawan menetapkan beberapa MISI, antara lain :

1. Peningkatan produksi, pengolahan dan pemasaran produk perikanan;

2. Pengembangan fasilitas (sarana dan prasarana) pelabuhan dalam jumlah dan kapasitas yang memadai;

3. Peningkatan profesionalisme SDM perikanan melalui pendidikan dan pelatihan;

4. Pengembangan sistem data/informasi perikanan yang jelas dan akurat;

5. Pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi di wilayahnya untuk peningkatan produksi, distribusi dan pemasaran hasil perikanan5. pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi di wilayahnya untuk peningkatan produksi, distribusi dan pemasaran hasil perikanan;

6. Pelaksanaan fasilitasi publikasi hasil riset, produksi dan pemasaran hasil perikanan
7. Pelaksanaan fasilitasi pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari;

8. Pelaksanaan pengawasan, penangkapan sumberdaya ikan dan penanganan, pengolahan, pemasaran serta pengendalian mutu hasil perikanan;

9. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data perikanan serta pengolahan sistem informasi;

10. Pelaksanaan urusan keamanan, ketertiban dan
pelaksanaan kebersihan kawasan pelabuhan perikanan;

11. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.


Fasilitas penunjang lainnya:

1. APMS : 7 unit
2. SPDN : 1 unit
3. Pabrik es : 4 unit
4. Cold storage : 7 5 unit
5 Gudang penangkapan dan penanganan ikan : 24 unit
6. Pengumpulan ikan basah : 6 unit
7. Bahan alat penangkapan : 16 unit
8. Tuasan : 1 unit
9. Bengkel : 8 unit
10. Tempat penyimpanan tong : 1 unit
11. WASERDA : 28 unit 12. Kantin/Rumah Makan : 22 unit 13. Billyars : 2 unit


Alur Pelayaran :
-Muara sungai Deli
-Kedalaman 1978 -4 mLWS
-Menyatu dengan alur kapalniaga
-Kedalaman 1991 -5 mLWS
-Panjang : 4.000 meter
-Lebar : 100 meter
Bagian perairan pelabuhan yang berfungsi sebagai jalan masuk atau keluar bagi kapal-kapal yang akan memasuki kolam pelabuhan menuju ke dermaga

Auction hall :
Pusat kegiatan dari pelabuhan perikanan, yaitu tempat melelang ikan hasil tangkapan dan menjadi tempat pertemuan antara penjual (nelayan atau pemodal) dengan pembeli (konsumen umum, pedagang, agen pabrik pengolah ikan, dan lain-lain).Konstruksi rangka baja : Luas 800 m2, dibangun 2002

Pelayanan air bersih :
Adalah sumur air tawar hanya didapat dengan cara pemboran dengan kedalaman yang relatif besar.
Tersedia 4 unit sumur bor :
- 3 unit dikelola oleh Perum PPSC Belawan,
- 1 unit dikelola oleh PPS Belawan.

Yang dikelola oleh PPS Belawan sudah mengalami 2 kali renovasi yaitu pada tahun 2006 dan 2009.

Minggu, 02 Mei 2010

Pelabuhan Sibolga

Pelabuhan Sibolga adalah pelabuhan alam di Teluk Tapian Nauli yang
kedalaman lautnya memadai untuk dimasuki kapal-kapal berukuran besar.
Karena letaknya yg strategis maka dimasa lalu dan sekarang pelabuhan ini merupakan pintu gerbang keluar masuknya barang dan penumpang melalui pantai barat Sumatera Utara, terutama untuk wilayah disekitarnya, daerah pedalaman dan Pulau Nias. Pelabuhan Sibolga sudah mampu mendukung pengadaan kargo dan penumpang secara baik, dilain pihak juga mampu menyediakan kebutuhan jasa angkutan laut yang dibutuhkan wilayah
sekitarnya dengan jadwal yang baik dan teratur. Sibolga selain berfungsi sebagai
kota pelabuhan, juga merupakan pusat perdagangan di Pantai Barat Sumatera
Utara dan sekaligus sebagai pusat wilayah pembangunan I Sumatera Utara.